Pemanfaatan Media Sosial dan Marketplace Sebagai Active Income di Era Digital

Penulis: Achmad Rizal (Hubungan Internasional 22)


​Di era digital saat ini manusia dihadapkan oleh fenomena serba cepat yang memudahkan kita untuk mendapatkan berbagai informasi hingga hiburan, tak jarang melihat di lingkungan sekitar kita dari anak-anak hingga orang tua dapat mengoperasikan ponsel pintar dengan cukup baik. Hemat saya, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan ponsel pintar atau biasa disebut smartphone sangat mudah dan cepat untuk dipelajari. Berbagai merek atau jenis smartphone dengan harga yang terjangkau memudahkan masyarakat untuk memiliki smartphone di era digital saat ini. Disisi lain,

​Smartphone juga seperti pisau bermata dua yang berarti memiliki sisi positif dan negatif tergantung dari cara kita menggunakan smartphone untuk tujuan seperti apa. Tak hanya sebagai sarana komunikasi, smartphone seringkali dipergunakan untuk sarana hiburan, informasi, transaksi , dan lain sebagainya. Bahkan hingga dapat dijadikan sebagai alat untuk bekerja atau menghasilkan uang. Active Income atau Pendapatan Aktif adalah penghasilan berupa uang yang didapatkan dengan cara usaha secara langsung, dalam artian untuk mendapatkan uang, kita harus aktif melakukan kegiatan tersebut.

​Sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, bahwa smartphone juga memiliki sisi yang negatif seperti penipuan, pembajakan, judi online, dan semacamnya. Terlebih terkait judi online yang saat ini sedang heboh menjadi pembicaraan publik bahkan permasalahan judi online juga menjadi perhatian pemerintah  saat ini. Dilansir dari CNBC Indonesia, pada tahun 2023 transaksi judi online masyarakat Indonesia yang terdata dalam laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)  mencapai hingga  Rp 327 triliun (Aprilia, 2024). Hal ini menunjukkan bahwa penyalahgunaan smartphone yang dilakukan oleh para oknum masyarakat Indonesia cukup banyak, dan saya sebagai penulis yang membahas terkait  “Pemanfaatan Media Sosial dan Marketplace Sebagai Active Income” ini juga berangkat dari rasa keprihatinan saya terhadap angka perceraian di Indonesia yang cukup tinggi dikarenakan permasalahan ekonomi.

​Bahkan dari laporan databoks menunjukkan bahwa pada tahun 2023, faktor penyebab perceraian dikarenakan permasalahan ekonomi menduduki peringkat ke-2 dengan total jumlah 108.488 kasus di Indonesia (Muhammad, 2024). Maka melalui penulisan ini, saya bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan terkait pemanfaatan dari media sosial dan marketplace sebagai langkah untuk memaksimalkan potensi dari smartphone.  

A. Fitur Monetisasi di Sosial Media

           Monetisasi dalam konteks platform media sosial adalah fitur dimana kita mengubah sesuatu menjadi penghasilan dalam bentuk uang. Contohnya dalam beberapa platform media sosial seperti Youtube, Facebook, X, Instagram, TikTok, dan lain sebagainya. Terdapat fitur monetisasi yang dimana apabila kita mengaktifkan fitur tersebut kita akan mendapatkan penghasilan hanya dengan cara kita membuat konten seperti video kreatif atau edukatif sesuai dengan keahlian kita. Apakah harus pandai mengedit video untuk membuat konten di media sosial?. Tentu jawabannya bisa iya dan tidak.

           Sebenarnya dalam membuat konten di berbagai platform media sosial kita hanya perlu konsisten dan menciptakan ide yang menarik tanpa harus memiliki keahlian khusus dalam mengedit. Jika memang tidak pernah mengedit foto atau video, dapat dipelajari cara mengedit melalui video tutorial di Youtube. Dan juga terdapat banyak aplikasi untuk edit foto atau video secara gratis yang dapat kita akses di Playstore atau Appstore. Munculnya istilah Content Creator adalah sebutan bagi orang yang membuat konten lalu dibagikan di berbagai sosial media, dan penghasilan dari seorang Content Creator tidak bisa dianggap remeh, Dilansir dari situs Jobstreet, gaji bulanan rata-rata para Content Creator berkisar dari Rp 4.250.000 hingga Rp 6.000.000.

B. Marketplace

           Di era digital, dalam aktivitas jual beli suatu barang atau produk dapat dilakukan melalui smartphone tanpa perlu memiliki toko atau harus membuka lapak dipinggir jalan, melalui aplikasi yang biasa disebut dengan marketplace seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan lain sebagainya. Kita dapat menjual suatu produk dengan membuat akun diberbagai aplikasi tersebut dan menjual barang atau produk sesuai dengan keinginan kita. Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana apabila kita tidak memiliki produk untuk dijual? Jawabannya tentu bisa. Terdapat fitur yang bernama Affiliate yang memungkinkan para pengguna aplikasi marketplace tersebut mendapatkan penghasilan tanpa harus stok produk atau barang. Salah satu contohnya adalah fitur Affiliate di Shopee.

            Pengguna Shopee hanya perlu mendaftarkan akun yang dimiliki oleh pengguna melalui Program Affiliate yang dapat ditemukan dalam aplikasi Shopee. Lalu menyiapkan data diri seperti KTP, rekening, nomor telepon, NPWP, dan lain sebagainya. Program tersebut akan memungkinkan para Affiliator (para pengguna yang sudah mengikuti program Affiliate) mendapatkan komisi dari setiap penjualan produk yang dipromosikan. Salah satu Affiliator Shopee yang sukses hingga mendapatkan ratusan juta rupiah hingga memberangkatkan haji orangtuanya bernama Nurwinda. Menceritakan kisah kesuksesannya menjadi Affiliator di Shopee, Nurwindah bergabung dalam program tersebut pada Oktober 2022 ketika orang tuanya terkena PHK pada masa pandemi Covid-19. Nurwindah menekuni program tersebut sampai mengaku bahwa dalam sebulannya paling sedikit Nurwindah mendapat puluhan juta rupiah, hingga memberangkatkan haji orangtuanya, merenovasi rumah orang tuanya, dan juga membayar kuliahnya sendiri.


Kesimpulan

            Permasalahan ekonomi bukanlah hal yang tabu untuk dijadikan sebagai pembahasan, di Indonesia kasus judi online dan perceraian karena permasalahan ekonomi menjadi suatu masalah yang pelik dan harus menjadi perhatian bersama. Tekanan ekonomi terkadang dapat membuat seseorang melalukan hal-hal yang tidak baik, salah satunya seperti bermain judi online karena berharap dapat dijadikan sebagai solusi, namun kenyataannya malah membuat kecanduan dan berakibat pada kerugian secara materil. Ibu rumah tangga yang terkadang ingin membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya menjadi tidak bisa karena keterbatasan “ruang gerak”, dan mengharuskan ibu rumah tangga harus tetap di rumah dan tidak bisa bekerja. Dengan memanfaatkan smartphone yang kita miliki, dapat dijadikan sebagai tambahan atau bahkan sumber penghasilan dengan cara yang baik melalui media sosial atau marketplace. Untuk mencapai ketahanan finansial hanya dengan memanfaatkan smartphone sudah bukan lagi merupakan hal yang tidak mungkin, dan yang terpenting adalah tidak takut mencoba. 


REFERENSI:

Aprilia, Z. 2024. 5 Tahun Terakhir Transaksi Judi Online Warga RI Melonjak 8.136,77%! Diakses pada tanggal 20 Mei 2024. .https://www.cnbcindonesia.com/market/20240506193944-17-536198/5-tahun-terakhir-transaksi-judi-online-warga-ri-melonjak-813677

Muhammad, N. 2024. Perselisihan hingga Kawin Paksa, Ini Alasan Perceraian di Indonesia pada 2023. Diakses pada tanggal 20 Mei 2024. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/02/28/perselisihan-hingga-kawin-paksa-ini-alasan-perceraian-di-indonesia-pada-2023

Catrina, E., Ika, A. 2023.  Cerita Nurwinda Jadi Shopee Affiliate, Raih Cuan Ratusan Juta Rupiah hingga Berangkatkan Orangtua Naik Haji. Diakses pada tanggal 20 Mei 2024. https://money.kompas.com/read/2023/11/19/093808226/cerita-nurwinda-jadi-shopee-affiliate-raih-cuan-ratusan-juta-rupiah-hingga?page=all  

Anonim. 2024. Gaji Konten Kreator di Indonesia. Diakses pada tanggal 20 Mei 2024. https://www.google.com/search?q=jobstreet+gaji+content+creator&oq=jobstreet+gaji+content+creator&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyCwgAEEUYChg5GKABMgkIARAhGAoYoAEyBggCEEUYPNIBCDg4NTNqMGo0qAIBsAIB&client=ms-android-xiaomi-terr1-rso2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

Sign in to leave a comment
Hari Reformasi Nasional Indonesia: Tinjauan Umum Menuju Demokrasi Berkualitas dan Pemerintah yang Transparan