Membangun Peradaban Dunia Yang Inklusif Melalui Generasi Muda Sebagai Pioner kesolidaritasan Internasional

Penulis: Muhammad Fateh Nur Maulidana (Ilmu Pemerintahan'23)

Noval Fharis Permana Toliwongi (Pembangunan Sosial'23)

Ridho Ahmad Fadilah (Pembangunan Sosial'23)

Geoffry Hazel Bell (Psikologi'23)


​Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional atau International Human Solidarity Day adalah hari yang sangat penting bagi dunia dan diperingati setiap 20 Desember. Hari dimana solidaritas dianggap sebagai kerja sama global dalam menghadapai dan mengatasi berbagai persoalan kemanusiaan seperti hal nya kemiskinan, konflik ( Politik, Sosial, dan lain – lain), ketidaksetaraan terhadap sesama, dan musibah alam yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu individu atau suatu kelompok tertentu di seluruh dunia. Dihari yang spesial ini masyarakat seluruh dunia menjadi satu dalam menyuarakan ketidakadilan yang dialami oleh saudara – saudara yang terdzalimi oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar. Hari spesial ini juga dibentuk untuk mendorong kesadaran masyarakat global agar melihat bahwa isu – isu atau masalah – masalah yang terjadi di suatu negara atau kelompok adalah tanggung jawab bersama seluruh komunitas internasional, bukan berarti jika ada masalah di negara yang bersangkutan dengan kemanusiaan kita hanya diam dan tidak menyoroti, namun maksud dari hari spesial ini adalah seluruh masalah yang terjadi di negara manapun yang bersangkutan dengan kemanusiaan adalah tanggung jawab bersama kita sebagai masyarakat global. Dengan adanya hari spesial ini, masyarakat global mengharapkan dititik terbesar seperti negara maupun dititik terkecil yaitu individu saling mendukung dan selalu bergerak melalui tindakan sosial seperti bantuan kemanusiaan, kerja sama ekonomi, dan berbagi sumber daya ke negara yang terdampak.

​​Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional mempunyai inti didalam nya yang sangat penting dan sangat krusial yaitu mempertahankan Hak Asasi manusia dan memastikan bahwa tidak ada yang tertindas dan tertinggal dalam pembangunan berkelanjutan di setiap negara, terlebih bagi mereka yang mempunyai catatan ekonomi yang lemah atau masyarakat yang terdampak dari musibah. Kalau kita lihat sendiri di dunia kita masih banyak ketimpangan terhadap  Hak Asasi Manusia ini dimana banyak terjadi nya tindak ketidakmanusiaan, ketidakadilan, bahkan kebrutalan yang tidak manusiawi. Hari spesial ini bisa disebut sebagai panggilan. Panggilan ini adalah sebagai penggerak untuk mengajak negara – negara, organisasi internasional, serta individu untuk memperlihatkan kepedulian yang nyata melalui dukungan sosial, moral, dan sumber daya bagi masyarakat yang membutuhkan. Hari spesial ini juga dapat membentuk ruang di dunia yang lebih luas dan inklusif, artinya tidak ada yang membeda – bedakan dalam berkehidupan bersosial, menciptakan masyarakat global yang menjunjung tinggi perbedaan dan keberagaman adalah salah satu tujuan penting dari hari spesial ini karena masih banyak nya terjadi masalah – masalah tentang perbedaan ini mau itu tentang Rasisme maupun Diskriminasi. Dampak dari tindakan yang membeda – bedakan itu bisa terjadinya perpecahan dan permusuhan terhadap satu kelompok atau individu dengan kelompok atau individu yang lain, dan pasti output yang didapatkan adalah berdampak terhadap lingkungan sekitar sampai ke negara. Maka dari itu, generasi muda sebagai pioner kesolidaritasan internasional adalah generasi yang sangat penting dan sangat diharapkan dapat selalu menyuarakan, bergerak, bertindak, merubah terhadap masalah – masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Generasi muda harus menjadi mesin penggerak dalam semua aksi nyata dalam mengatasi masalah – masalah global karena sudah seharusnya generasi muda keluar dari zona nyaman di lingkungan nya dan menunjukkan peran nya sebagai penopang dunia.

A.    Sejarah dan Makna Hari Demokrasi Internasional

​​Kita pastinya sudah tahu bahwa 20 Desember adalah hari spesial yaitu diperingati nya Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional. Hari dimana semua kalangan masyarakat global bersatu dalam bergerak diaspek kemanusiaan dan keadilan. Terdapat latar belakang dari hari spesial ini bisa lahir dan diperingati hingga saat ini yaitu : 1. Konflik Israel – Palestina. 2. Kepuasan yang tidak terpenuhi terhadap politik luar negeri Amerika terhadap perang Irak. 3. Maraknya kasus Kriminalisme dan Terorisme. 4. Propaganda fundamentalisme oleh pemberontak. 5. Berbagai kesalahpahaman dan kecurigaan diantara masyarakat beragama. Hal – hal ini mendasari Perserikatan Bangsa – Bangsa ( PBB ) membentuk Dana Solidaritas Dunia pada 20 Desember 2002 untuk membantuk korban yang terdampak dari perang dan terorisme, menanggulangi kemiskinan, dan mempromosikan pembangunan sumber daya manusia dan sosial di negara – negara berkembang. Pada Februari 2003, Dana Solidaritas Dunia ini menjadi dana perwalian dari program PBB atas keputusan Dewan Majelis. Dan pada tanggal 22 Desember 2005, majelis umum PBB menyatakan bahwa solidaritas adalah salah satu nilai fundamental dan universal yang harus mendasari hubungan antar bangsa. Berdasarkan hal ini, majelis umum PBB mendeklarasikan bahwa setiap tanggal 20 Desember diperingati sebagai hari solidaritas kemanusiaan internasional hingga diperingati sampai saat ini karena hari spesial ini memang betul – betul diperlukan untuk menyadarkan masyarakat global tentang penting nya kerja sama dalam aspek kemanusiaan.

​​Urgensi dan pentingnya hari solidaritas kemanusiaan internasional menyangkut beberapa hal seperti meningkatkan kesadaran global akan masalah – masalah kemanusiaan yang harus dihadapi dengan bersama – sama serta menciptakan pemahaman yang lebih tertuju tentang peran setiap individu, masyarakat, dan negara dalam mendorong kesolidaritasan. Hari spesial ini juga bermakna dalam menggerakkan negara – negara dan organisasi internasional untuk lebih berkomitmen dalam bersatu menangani isu – isu kemanusiaan seperti kelaparan, diskrimnasi, konflik, dan bencana alam. Menjadi satu dan solidaritas yang tinggi didunia adalah kunci dalam menanggulangi segala tantangan di dunia dengan bersama – sama. Hari spesial ini mempunyai urgensi dan makna yang sangat – sangat penting yaitu peringatan terhadap nilai – nilai kemanusia seperti Hak asasi Manusia, hari spesial ini menekankan betapa pentingnya kita dalam menyuarakan pelindungan terhadap Hak Asasi Manusia setiap individu, empati, keadilan, dan tanggung jawab bersama. Dari dulu hingga sekarang masalah Hak Asasi Manusia selalu yang paling krusial karena Hak Asasi Manusia menggambarkan kemanusiaan dan Keadilan didalam manusia itu sendiri. Dengan adanya hari spesial ini membantu mengingatkan bahwa untuk menyuarakan Hak Asasi Manusia tidak hanya ditanggal 20 Desember namun, disetiap harinya. Diperingati nya hari spesial ini juga dapat digunakan sebagai mobilisasi massa untuk melemparkan dukungan dan materi untuk program – program kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu individu atau kelompok yang membutuhkan. Singkatnya, hari spesial ini juga mengajak individu maupun kelompok untuk terlibat langsung dalam kegiatan amal, bakti sosial, sukarela, atau advokasi yang mendukung solidaritas dan kebaikan bersama. Ini juga dapat memberikan kesempatan bagi orang – orang untuk merasakan dampak positif yang dapat mereka berikan kepada dunia. Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional mengingatkan kepada kita tentang Tanggung jawab bersama dalam menjunjung kesejahteraan global dan menciptakan ruang inklusif didunia yang penuh teka – teki ini.

B.    Peran Generasi Muda dalam Gerakan Solidaritas Kemanusiaan

​Generasi muda memainkan peran penting dalam gerakan solidaritas kemanusiaan, baik pada tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Sebagai kelompok yang dinamis, kreatif, dan fleksibel, mereka berperan sebagai penggerak utama dalam berbagai masalah kemanusiaan, mulai dari bantuan bencana, pengentasan kemiskinan, hingga kampanye untuk kesetaraan hak asasi manusia. Dalam dunia yang kian rumit dan global, peran ini semakin penting karena generasi muda dapat menghadapi tantangan dengan cara yang kreatif dan melibatkan berbagai budaya.

1.    Generasi Muda Sebagai Mesin Penggerak Isu Kemanusiaan

​Generasi muda sering menjadi pendorong utama dalam kampanye kemanusiaan karena mereka memiliki idealisme yang tinggi dan semangat untuk mewujudkan perubahan. Hal ini terlihat dalam berbagai aksi sosial yang dipelopori oleh kaum muda, seperti gerakan lingkungan, pengadvokasian pendidikan, atau bantuan untuk komunitas yang terpinggirkan.

Kelebihan generasi muda terletak pada keterampilan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital. Media sosial, contohnya, berfungsi sebagai sarana utama untuk meningkatkan kesadaran, mengumpulkan dana, dan menggerakkan banyak orang. Kampanye seperti #BlackLivesMatter, #ClimateStrike, atau inisiatif lokal seperti pengumpulan bantuan untuk korban bencana alam di Indonesia merupakan contoh bagaimana generasi muda dapat dengan cepat memobilisasi solidaritas dalam skala besar. Mereka juga lebih mudah terhubung dengan jaringan global, memungkinkan isu-isu kemanusiaan yang bersifat lokal mendapatkan perhatian internasional. Generasi muda yang sadar akan pentingnya kolaborasi antarbatas geografis menunjukkan bahwa masalah kemanusiaan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya individu atau kelompok tertentu.

2.     Merangkul Perbedaan Budaya, Agama, dan Identitas

​Generasi muda berkembang di zaman di mana perbedaan menjadi elemen yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan. Hal ini mendorong mereka untuk memandang perbedaan sebagai kekuatan, bukan hambatan. Dalam konteks solidaritas kemanusiaan, generasi muda memiliki peran penting dalam menerima perbedaan budaya, agama, dan identitas untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Mereka cenderung memiliki pandangan inklusif dan toleran, yang memungkinkan mereka berfungsi sebagai penghubung antara berbagai kelompok masyarakat. Dalam situasi konflik, generasi muda sering kali menjadi penggagas dialog antaragama dan budaya, yang bertujuan untuk menciptakan kedamaian. Contoh konkret adalah inisiatif yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan yang mengadakan kegiatan antaragama seperti forum diskusi, program pendidikan bersama, dan aksi sosial yang melibatkan berbagai komunitas. Dengan semangat keberagaman ini, generasi muda juga mendorong terciptanya solidaritas yang melampaui batas-batas identitas. Mereka percaya bahwa membantu orang lain tidak perlu mempertimbangkan latar belakang agama, etnis, atau budaya, melainkan semata-mata karena nilai-nilai kemanusiaan.

3.     Membentuk Solidaritas Melalui Kolaborasi

​Generasi muda menyadari bahwa solidaritas kemanusiaan tidak bisa dibentuk secara individu. Mereka kerap bekerja sama melalui komunitas, organisasi non-pemerintah, dan juga platform daring untuk menghasilkan dampak yang lebih signifikan. Sebagai contoh, mereka menciptakan gerakan crowdfunding untuk mendukung pendidikan anak-anak di lokasi terpencil atau memulai program pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang membutuhkan.

 

4. Kelembagaan dalam Membangun Kesolidaritasan Internasional

​Kelembagaan berperan penting dalam menciptakan solidaritas internasional, terutama dalam konteks global yang semakin kompleks. Dalam dunia yang dipenuhi dengan konflik, perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan berbagai tantangan global, organisasi internasional menjadi aktor utama untuk menciptakan kerja sama, dialog, dan tindakan kolektif. Beberapa lembaga internasional telah berdiri dengan visi khusus untuk meningkatkan perdamaian, keadilan, dan solidaritas dunia melalui berbagai fungsi dan program yang mereka jalankan.

  1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Lembaga utama yang memiliki tugas luas dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional, melindungi hak asasi manusia, serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Salah satu lembaga di bawah PBB, seperti United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), fokus pada isu pengungsi dan orang-orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik atau bencana. Program UNHCR mencakup penyediaan akomodasi sementara, akses ke layanan kesehatan, pendidikan, serta upaya advokasi kebijakan yang melindungi hak para pengungsi di berbagai negara. Sementara itu, lembaga seperti United Nations Development Programme (UNDP) bertujuan mempercepat pembangunan berkelanjutan melalui proyek-proyek pengentasan kemiskinan, penguatan lembaga lokal, dan pemberdayaan masyarakat miskin.
  2. Amnesty International dan Human Rights Watch. Lembaga ini berfokus pada penguatan solidaritas global melalui advokasi hak asasi manusia. Amnesty International, contohnya, menjalankan kampanye global untuk menekan pemerintah yang melakukan pelanggaran HAM. Organisasi ini juga memobilisasi dukungan masyarakat internasional untuk menuntut kebebasan bagi tahanan politik atau korban ketidakadilan. Melalui laporan, petisi, dan kerja sama dengan kelompok lokal, lembaga-lembaga ini mendorong akuntabilitas internasional atas pelanggaran HAM yang terjadi di seluruh dunia.
  3. World Bank dan International Monetary Fund (IMF). Dalam bidang ekonomi dan pengentasan kemiskinan, kedua lembaga ini memberikan pinjaman dan bantuan teknis kepada negara-negara berkembang untuk memperkuat ekonomi mereka. Program-programnya sering kali mencakup pembangunan infrastruktur, penguatan sektor pendidikan dan kesehatan, hingga reformasi kebijakan ekonomi. Meski sering menuai kritik, lembaga-lembaga ini tetap menjadi platform utama bagi negara-negara untuk bekerja sama dalam menciptakan stabilitas ekonomi global.
  4. World Health Organization (WHO). Organisasi ini berperan dalam membangun solidaritas di sektor kesehatan global. Melalui program seperti pengendalian penyakit menular, pemberian vaksin di negara-negara berkembang, serta upaya tanggap darurat saat pandemi, WHO membangun kerja sama antarnegara untuk memastikan kesehatan sebagai hak dasar yang dapat diakses oleh semua orang.
  5. International Red Cross and Red Crescent Movement (Palang Merah Internasional). Organisasi yang berperan penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan di zona konflik, daerah terdampak bencana, atau wilayah dengan krisis kesehatan. Organisasi ini bekerja tanpa memandang perbedaan agama, politik, atau etnis untuk memberikan bantuan langsung kepada yang membutuhkan. Program-program mereka mencakup distribusi makanan, penyediaan layanan kesehatan, serta dukungan psikososial bagi korban konflik dan bencana.


C.    Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional (20 Desember) diperingati untuk mendorong kerja sama dan persatuan global dalam menghadapi tantangan kemanusiaan. Berikut ini adalah organisasi/lembaga yang berkontribusi dalam memperingati hari tersebut beserta peran dan programnya:

  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB bertugas memimpin upaya global untuk membangun solidaritas dalam menghadapi tantangan kemiskinan, kesenjangan, dan bencana, serta mengadvokasi nilai-nilai kemanusiaan universal dan kerja sama antarnegara. Kemudian untuk item-item seperti program-programnya adalah:
  1. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan: Mendorong pengurangan kemiskinan, akses pendidikan, dan kesetaraan gender.
  2. UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa): Inisiatif penanggulangan kemiskinan global menggunakan proyek-proyek komunitas
  3. Kampanye Hari Solidaritas: Lokakarya & webinar tentang peran solidaritas global.
  • International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC). IFRC juga berperan dalam perayaan Hari Solidaritas Manusia Internasional, di mana organisasi tersebut berfungsi untuk memberikan bantuan kemanusiaan selama krisis dan bencana selain meningkatkan solidaritas lintas komunitas dalam mitigasi bencana. Kemudian, program-programnya adalah seperti:
  1. Solidarity Campaigns: Menggalang donasi global untuk membantu korban bencana.
  2. Pelatihan untuk tanggap darurat komunitas dan simulasi bencana
  3. Dukungan psikososial bagi korban konflik.
  • Amnesty International. Lembaga ini berfungsi guna mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) di seluruh dunia dan Membela individu atau komunitas yang menjadi korban pelanggaran HAM. Program program mereka antara lain:
  1. Membela individu atau komunitas yang menjadi korban pelanggaran HAM.
  2. Advokasi kebijakan untuk pengungsi dan korban penindasan politik.


D.    Faktor – Faktor yang menjadi penghambat dalam membangun solidaritas internasional beserta solusinya.

1. Individualisme

Hambatan:

  • Budaya individualisme yang semakin kuat, terutama di masyarakat modern, mengurangi rasa kepedulian terhadap orang lain.
  • Fokus pada pencapaian pribadi sering kali mengabaikan nilai-nilai kolektif, seperti saling membantu dan bekerja sama.

Solusi:

  • Pendidikan dan Kampanye Sosial: Meningkatkan kesadaran melalui pendidikan formal dan nonformal tentang pentingnya kolaborasi dalam mengatasi masalah global.
  • Penguatan Komunitas Lokal: Mendorong keterlibatan dalam kegiatan berbasis komunitas untuk menciptakan rasa kebersamaan.
  • Penggunaan Media Sosial: Mempromosikan narasi yang menonjolkan kisah solidaritas dan kerja sama manusia.

2. Konflik Politik dan Perbedaan Ideologi

Hambatan:

  • Konflik politik antarnegara atau kelompok mempersulit kerja sama lintas batas.
  • Perbedaan ideologi sering menjadi penghalang untuk mencapai konsensus dalam isu-isu kemanusiaan.

Solusi:

  • Dialog Multilateral: Membentuk forum-forum internasional untuk mendiskusikan konflik secara damai dan mencari titik temu.
  • Peningkatan Peran Diplomasi Kemanusiaan: Menggunakan organisasi seperti PBB atau lembaga internasional lainnya untuk memfasilitasi negosiasi.
  • Penghapusan Diskriminasi: Membangun kebijakan yang inklusif dan menghormati keberagaman budaya dan ideologi.

3. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Hambatan:

  • Ketimpangan yang tajam antara negara maju dan berkembang menghambat solidaritas.
  • Akses yang tidak merata terhadap sumber daya, pendidikan, dan layanan kesehatan memunculkan rasa ketidakadilan.

Solusi:

  • Transfer Pengetahuan dan Teknologi: Negara maju dapat membantu negara berkembang melalui program bantuan teknis dan teknologi.
  • Peningkatan Kerja Sama Ekonomi: Melalui perdagangan yang adil, bantuan pembangunan, dan program pengentasan kemiskinan.
  • Pemberdayaan Komunitas: Mendukung inisiatif lokal yang dapat membantu masyarakat miskin meningkatkan taraf hidup mereka.

4.     Kurangnya Kesadaran terhadap Isu Global

 Hambatan:

  • Banyak individu tidak menyadari dampak dari isu-isu global, seperti perubahan iklim, kelaparan, atau krisis pengungsi.
  • Informasi yang terbatas atau bias media memperburuk pemahaman masyarakat.

Solusi:

  • Edukasi Berbasis Isu Global: Memasukkan materi tentang tantangan global ke dalam kurikulum pendidikan.
  • Peningkatan Transparansi Media: Mendorong media untuk memberitakan isu-isu global secara jujur dan komprehensif.
  • Partisipasi Publik: Membuka ruang dialog melalui kampanye, seminar, dan acara yang melibatkan masyarakat umum.

5.     Kurangnya Kepercayaan antar Komunitas dan Negara

Hambatan:

  • Ketidakpercayaan antara kelompok masyarakat atau antarnegara sering menghalangi kerja sama lintas batas.
  • Isu seperti korupsi dan kepentingan politik sering kali melemahkan upaya solidaritas.

Solusi:

  • Transparansi dan Akuntabilitas: Meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan program solidaritas untuk mengurangi kecurigaan.
  • Penguatan Kepemimpinan Global: Melibatkan tokoh-tokoh yang dipercaya untuk memimpin dan memediasi konflik.
  • Proyek Kolaborasi: Melibatkan berbagai komunitas atau negara dalam proyek bersama untuk membangun rasa saling percaya.


E.    Kesimpulan

​Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional yang diperingati setiap 20 Desember mengingatkan pentingnya kerja sama global dalam menghadapi tantangan kemanusiaan seperti kemiskinan, konflik, diskriminasi, dan bencana alam. Hari ini menekankan perlindungan Hak Asasi Manusia dan tanggung jawab kolektif untuk menciptakan dunia yang inklusif dan berkeadilan. Generasi muda memegang peran vital sebagai penggerak solidaritas melalui teknologi digital, kolaborasi lintas budaya, dan aksi nyata untuk membantu komunitas terdampak. Lembaga internasional seperti PBB, Amnesty International, WHO, dan Palang Merah Internasional juga berkontribusi melalui berbagai program pembangunan dan advokasi. Meskipun tantangan seperti individualisme, konflik politik, dan ketimpangan sosial masih menjadi hambatan, upaya pendidikan, dialog multilateral, dan kerja sama ekonomi menjadi solusi utama untuk memperkuat solidaritas internasional.


"Vita hominum sine humanitate fera est et immanis."

"Kehidupan manusia tanpa kemanusiaan adalah liar dan kejam."

- Marcus Tullius Cicero


Referensi 

Sisma, A. F., 2023. Urgensi dan Sejarah Hari Solidaritas Kemanusiaaan Internasional.

Available at: https://katadata.co.id/lifestyle/varia/657f746f31f79/urgensi-dan-sejarah-hari-solidaritas-kemanusiaaan-internasional

[Accessed 18 Desember 2023].

Surabaya, U. K. W. M., 2023. Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional.Available at: https://ukwms.ac.id/hari-solidaritas-kemanusiaan-internasional/

[Accessed 19 Desember 2023].

Wibawana, W. A., 2023. Serba-serbi Peringatan Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional 20 Desember. Available at: https://news.detik.com/berita/d-7094479/serba-serbi-peringatan-hari-solidaritas-kemanusiaan-internasional-20-desember

[Accessed 17 Desember 2023].

Rahmawati, R., Maulana, M. I., & Heriansyah, H. (2021). HAK ASASI MANUSIA DAN DIPLOMASI KEMANUSIAAN: Human Rights and Humanitarian Diplomacy. Global Mind, 3(1), 50-69.

Saputro, R., & Najicha, F. U. (2022). Penerapan rasa bela negara pada generasi muda di era globalisasi. Journal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 14(2), 207-211.

Hermawan, Y. P., & Indraswari, R. (2015). Analisis Struktural-Fungsional Model-model Kelembagaan Penyaluran Bantuan Pembangunan Internasional dari Emerging Economies Anggota G20. Research Report-Humanities and Social Science, 2.

 

Sign in to leave a comment
Fenomena Fomo Pada Generasi Z: Penyebab, Dampak, Dan Solusi