Minggu, 3 Februari 2024
Sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat diperlukan jelang Indonesia emas pada tahun 2045. Ada tiga aspek yang harus dipenuhi untuk mewujudkan SDM mumpuni, yaitu literasi dasar, karakter, dan kompetensi. Persoalan literasi masih menjadi hal yang harus dibenahi di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Literasi kedaerahan menurutnya juga perlu dimiliki. Karena itu, menurutnya, pembudayaan literasi harus dilakukan. Salah Satunya dengan meningkatkan kemampuan menulis dan membaca karya ilmiah.

Di dunia akademik, menulis karya ilmiah merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting. Karya ilmiah yang baik dan berkualitas dapat membantu para peneliti dan akademisi untuk memperoleh pengakuan dan reputasi yang baik dibidangnya. Selain itu, karya ilmiah juga dapat membantu dalam memperoleh dana penelitian dan beasiswa. Serta, adanya kebutuhan yang terus meningkat untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan dapat dipublikasikan di jurnal-jurnal terkemuka.
Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menyusun tulisan yang sistematis, logis,
dan mudah dipahami. Oleh karena itu, program pelatihan kerja menulis karya ilmiah menjadi
sangat penting untuk membantu para mahasiswa khususnya kader UKM-KPM
meningkatkan kemampuan menulis mereka. Dalam program kerja pelatihan menulis karya
ilmiah, peserta akan diajarkan tentang teknik- teknik menulis karya ilmiah yang baik dan
benar, mulai dari tahap perencanaan, penulisan, hingga penyuntingan. Selain itu, peserta
juga akan diberikan latihan dan umpan balik untuk membantu mereka meningkatkan
kemampuan menulis mereka. Hal ini dapat membantu para peneliti dan akademisi untuk
menghasilkan karya ilmiah.